BAHAYA BERBUAT SYIRIK
(MENYEKUTUKAN ALLAH DALAM BERIBADAH)
Allah tidak akan mengampuni dosa orang yang mati dalam kesyirikan dan belum bertaubat darinya.
Allah berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya”. (QS. AnNisa’: 48).
Dalam ayat ini Allah mengabarkan bahwa Dia tidak akan mengampuni orang yang berbuat syirik dan belum bertaubat darinya, adapun dosa selainnya, maka dibawah kehendak-Nya, jika Allah berkehendak Dia mengampuninya kemudian memasukkannya kedalam surga dan jika Dia berkehendak, Dia mengazabnya sesuai kadar dosanya.
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata : “Allah ta’ala mengabarkan bahwa Dia “Tidak akan mengampuni dosa syirik” yakni Dia tidak akan mengampuni seorang hamba yang bertemu dengannya dalam keadaan musyrik (menyekutukan Allah), dan “Dia mengampuni segala dosa selain dari kesyirikan bagi yang dikehendaki-Nya” yakni : dosa-dosa bagi hamba-hambanya yang dikehendaki.
Orang Yang Mati Dalam Kesyirikan Akan Masuk Neraka
Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihiwasallam bersabda:
مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَدْعُو مِنْ دُوْنِ اللهِ نِدًّا دَخَلَ النَّارَ
“Barang siapa yang mati dalam keadaan menyembah sesembahan selain Allah sebagai sekutu baginya, maka ia akan masuk kedalam neraka.”( HR. Bukhari).
Didalam hadits ini terkandung keterangan bahwa berdo’a kepada selain Allah dalam perkara dimana yang mampu hanya Allah semata maka ini termasuk perbuatan syirik.
Mengangkat sekutu terbagi menjadi 2 (dua) :
- Mengangkatnya sebagai sekutu Allah dalam semua ibadah atau sebagiannya, ini termasuk syirik besar. Seperti orang yang berdoa kepada selain Allah dll.
- Yang termasuk kedalam syirik kecil, seperti ucapan seseorang “Atas kehendak Allah dan kehendakmu, kalau bukan karena Allah dan kamu”.
Rasulullah shallallahu ‘alaihiwasallam bersabda:
مَنْ لَقِيَ اللهَ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ لَقِيَهُ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ
“Barang siapa yang menemui Allah (mati) dalam keadaan tidak berbuat syirik kepada-Nya, pasti ia masuk surga, dan barang siapa yang menemui-Nya (mati) dalam keadaan berbuat kemusyrikan maka pasti ia masuk neraka”. [HR. Muslim dari Hadits jabir Radhiallahu ‘anhu]
Imam Nawawi Asy-Syafi’I rahimahullah berkata :“Adapun masuknya orang musyrik kedalam neraka karena sesuai keumumannya, dia memasukinya dan kekal di dalamnya, tidak ada perbedaan antara yahudi dan nashrani dengan para penyembah berhala dan orang-orang kafir lainnya, tidak ada perbeda anantara orang kafir yang menentang dan lainnya. Tidak ada perbedaan antara orang yang menyelisihi islam dengan orang yang menisbatkan diri kepada islam lalu dia dihukumi kafir karena pengingkarannya dan selainnya….”.
Pondok tahfidz putri Al-Mahmud Aik Ampat, Ahad 17 Jumadal Akhir 1439 H/4 Maret 2018 M.
Bahrul Ulum Ahmad makki
Refrensi :
- Taisir ‘Azizil Hamid, Karya Syaikh Sulaiman Bin Abdil Wahhab
- Kitab Fathul Majid, Karya Syaikh Abdurrahman Bin Hasan Alu Syaikh
- Quratul ‘uyunil Muwahhidin, Syaikh Abdurrahman bin Hasan